Setelah sekian lama dalam penantian panjang, bulan desember ini tanggal 10 akhirnya ana bisa pulang ke tanah air Indonesia, Insya Allah. Liburan semester kali ini hanya menyisakan 19-20 harian terhitung mulai tanggal 8 desember sampai 27 desember 2009. Ini memang berbeda dari biasanya yang meyisakan sebulan sampai dua bulan waktu libur untuk mahasiswa dikarenakan adanya libur Hari raya Kafir tanggal 25 Desember dan libur Hari Raya Islam ‘Ied Adha (9Dzul, 27 November 2009) sehingga liburan kali ini diperpendek waktunya.
Tapi terlepas dari semua itu, ana masih merasa bersyukur karena Allah masih memberi kesempatan untuk pulang ke Tanah air Indonesia. Entah mengapa, mungkin banyak yang bertanya-tanya secara culture dan karakteristik tidak ada perbedaan yang signifikan antara Malaysia dan Indonesia tapi yang ana rasakan selama ini perbedaan itu jelas sekali terasa, terutama dalam masalah taste and preference sebagai contoh masalah makanan.
Masalah lainnya yang terasa perbedaannya adalah masalah bahasa. Mungkin secara gampang kita bisa menilai bahasa Indonesia dan Malaysia sama. Bahkan teman-teman ana yang sama-sama foreigner alias mahasiswa asing di sini pun mengatakan hal yang sama. Pernah didalam kelas seorang dosen berbicara dalam bahasa melayu, lalu teman ana dari Somalia bertanya :
Somalian :”what did he say?”
Ana :“I don’t know I don’t understand his language”
Somalian : “Hah? I guess Indonesian language is the same as malay”
Ana :” no brother (ana mengucapkan kata “brother” hanya kepada sesama muslim) there’s a little bit difference between our language.”
Dan masalah yang secara pribadi ana sangat berpengaruh adalah dihidupkannya Bid’ah-bid’ah[1] di masjid-masijd disini, sebagai contoh : doa bersama setelah sholat[2] dengan bacaan keras, yasinan, dsb. Tidak jauh berbeda memang dengan di Indonesia, bedanya kalau di Indonesia ana bisa dengan mudah mencari masjid-masjid sunnah yang anti terhadap bid’ah tapi disini masjid sunnah susah sekali ditemukan, bahkan ana belum menemukannya (didaerah kampus ana di keddah, Malaysia). Maklum mayoritas orang sini adalah Sufism alias bermanhaj Sufi[3].
Tapi sekarang untuk beberapa hari kedepan ana bisa melupakan masalah-masalah itu untuk sementara waktu karena sebentar lagi Indonesia akan akan datang menyambutku. Hehe…
***************************************
Note:
[1] Bid’ah adalah perkara yang diada-adakan dalam agama. Perkara baru dalam hal ibadah yang tidak pernah dikerjakan pada generasi Rasulullah Shalallahu’alaihi wassalam. Pelaku bid’ah dinamakan mubtadi’.
[2] Fatwa dari syaikh shalih bin fauzan al fauzan:
“Berdoa setelah shalat, tidak mengapa. Akan tetapi setiap orang berdoa sendiri-sendiri. Berdoa untuk dirinya dan saudaranya sesama ummat Islam. Berdoa untuk kebaikan agama dan dunianya, sendiri-sendiri bukan bersama-sama.
Adapun berdoa bersama-sama setelah shalat, ini adalah bid’ah. Karena tidak ada keterangannya dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, tidak dari shahabatnya dan tidak dari kurun-kurun yang utama bahwa dahulu mereka berdoa secara bersama-sama, dimana sang imam mengangkat kedua tangannya, kemudian para makmum mengangkat tangan-tangan mereka, sang imam berdoa dan para makmum juga berdoa bersama-sama dengan imam. Ini termasuk perkara bid’ah. Adapun setiap orang berdoa tanpa mengeraskan suara atau membuat kebisingan hal ini tidaklah mengapa, apakah sesudah shalat wajib atau sunnah.” [Majmu’ Fatawa Asy-Syaikh Shalih Al Fauzan (2/680)]
[3] Sufi adalah salah satu firqah sesat yang gemar menebar bid'ah ditengah-tengah masyarakat awam.
begitu ya? memang biasanya masjidnya berbeda ya?
ReplyDeleteuntuk bahasa ada kata yang sama antara bhs Indonesai dengan Malaysia, tapi artinya beda jauh, jadi harus berhati-hati.
syukurlah sebentar lagi pulang...
masjid di Malaysia dan Indonesia pada dsarnya sama saja. hanya saja di daerah tempat kuliah ana di Malaysia susah bahkan tidak ada masjid sunnah.
ReplyDeleteSelamat pulang kampuaang.....
ReplyDeleteklo bole tanya,
kenapa dikao memilih kulia di malay?
padahal Perguruan Tinggi di Indo...Hmmm,lumayan bagus!
alasan-alasan kenapa ane kuliah di malaysia:
ReplyDelete1. Program Kampus (Universitas Jenderal Soedirman)
2. Insya Allah menambah wawasan dan pengalaman
3. orang tua
4. tapi yang jelas gak ada unsur-unsur terorisme-khawarij, karena ane kuliah di college of business.